Untuk
mengenal dan mengapresiasi perjuangan para pendahulu kita yang telah
memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, serta sekaligus mengajarkan sejarah
kepada anak anak. Tempat yang baik untuk itu semua adalah di museum. Anak akan
langsung me-link dengan pelajaran yang didapatkan di bangku sekolah.
Museum
perjuangan Bangsa Indonesia ini letaknya saling berdekatan dan kita bisa
melakukan trip museum museum ini dalam satu hari.
MUSEUM
SUMPAH PEMUDA
Terletak di Jalan
Kramat Raya No. 106 yang pada saman dahulunya merupakan tempat tinggal pelajar yang
tergabung dalam Jong Java yang kebanyakan pelajar Sekolah Pendidikan Dokter
Hindia alias Stovia. Gedung ini disewa dari pemiliknya yang bernama Sie Kong
Liang. Mahasiswa yang menyewa disini al ; Muhammad Yamin, Amir Sjarifoedin,
Soerjadi asal Surabaya, Soerjadi dari Jakarta, Soenarko, Koentjoro
Poerbopranoto, Mohammad Amir, Roesmali, serta Mohammad Tamzil.
Pada 15
Agustus 1928, para pemuda memutuskan menggunakan rumah Sie Kong Liang sebagai
tenpat Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928. Mereka juga menunjuk Ketua PPPI
Soegondo Djojopuspito sebagai pemimpin kongres.
Pada 3
April-20 Mei 1973, Pemerintah Daerah Jakarta merenovasi rumah Sie Kong Liang.
"Usai dipugar, rumah Sie Kong Liang diresmikan menjadi Museum Sumpah
Pemuda oleh Ali Sadikin."
Museum ini
awalnya adalah bangunan peninggalan Belanda YANG berfungsi sebagai tempat
pendidikan kedokteran STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlands Artsen). Berlokasi
di Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh No. 26, Jakarta Pusat.
Di gedung
ini berdiri sebuah organisasi pemuda yang merupakan cikal bakal dari pergerakan
kebangkitan Nasional. Organisasi itu adalah Organisasi Boedi Oetomo yang
diprakarsai oleh dr. Soetomo dan para pelajar Stovia pada 20 Mei 1908.
Museum ini
memiliki banyak koleksi yang berhubungan dengan sejarah kebangkitan nasional .
Biaya masuknya sangat murah Rp. 2.000. Gedung in isangat besar dan luas, kita
berkeliling dari ruangan ke ruangan yang masing masing ruangan memiliki tema
terma tertentu mengenai sejarah perjuangan di Indonesia.
MUSEUM JOANG
45
Museum yang
terletak tidak jauh dari Tugu Tani, pada mulanya (tahun 1938) gedung ini adalah
hotel yang bernama nama Schomper sesuai nama pemiliknya. Hotel ini khusus untuk
pejabat tinggi Belanda, pengusaha asing, dan pejabat pribumi.
Pada zaman
penjajahan Jepang, hotel ini dijadikan asrama pemuda Indonesia dan menjadi
tempat berkumpulnya para pemuda pejuang Indonesia.
Alamat
Museum Joang 45 adalah Jl. Menteng Raya No. 31 Jakarta Pusat. Tiket masuknya Rp
2.000.
MUSEUM
JENDERAL AH NASUTION
Museum ini
adalah kediaman Jenderal DR. Abdul Haris Nasution yang ditempati sejak menjabat
sebagai KSAD tahun 1949 hingga wafatnya pada 6 September 2000. Lokasinya ada di
Jl. Teuku Umar No. 40, Menteng, Jakarta Pusat.
Di rumah ini
pada tanggal 1 Oktober 1965 terjadi peristiwa G-30S/PKI. Pasukan Tjakrabirawa
G-30S/PKI berusaha menculik dan membunuh beliau. Dalam peristiwa tersebut,
putri kedua ; Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Kapten Anumerta Pierre
Andreas Tendean gugur.
Diorama
kejadian G30S PKI, dibuat dalam ukuran patung real, sehingga kita bisa
merasakan suasana mencekam pada saat itu. Ketika terbawa suasana yang terjadi
saat itu di masing masing ruangan peristiwa tersebut terjadi.
Ketika
berada di ruang Ade Irma, suasanya terasa haru. Melihat benda benda
peninggalannya serta membaca sajak mengenai Ade Irma yang berpigura di dinding
kamar.
Di halaman belakang
rumah terparkir mobil Volvo pemberian bapak BJ Habibie. Ketika itu pula
Jenderal AH Nasution mendapatkan penghargaan sebagai Jenderal Bintang 5,
jenderal Besar pada 5 Oktober 1997.
Sebelum
menjadi museum, rumah ini adalah tempat tinggal Letjen Ahmad Yani sebagai
perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri / Panglima Angkatan Darat
RI.
Dirumah ini
pula terjadi peristiwa penculikan G30S PKI. Beliau diculik dan dibunuh pada tanggal
30 September 1965.
Di sisi
samping terdapat mobil sedan Chevrolet warna biru yang digunakan Ahmad Yani
semasa hidupnya.
Pintu kaca
yang berlobang ditembus peluru menjadi saksi peristiwa tersebut. Didalam kamarnya masih
tersimpan repllika serta benda benda peninggalan beliau.
Museum ini
terletak di persimpangan jalan Lembang No. 58 dan jalan Laruharhari No. 65,
Jakarta Pusat. Tidak ada biaya untuk masuk kesini.
MUSEUM
PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Bung Karno,
Bung Hatta, dan Achmad Sobardjo sekembalinya dari Rengasdengklok datang kerumah
Laksamana Maeda. Karena Laksamana Maeda (kepala penghubung Angkatan Laut dan
Angkatan Darat Jepang) memberikan jaminan keamanan dan keselamatan Soekarno dan
tokoh lainnya.
Kemudian
mereka merumuskan naskan naskah proklamasi kemerdekaan RI. Jam 3 pagi pada 16
Augustus 1945 bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan.
Di salah
satu ruangan terdapat diorama ukuran real ; Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad
Soebardjo di sebuah meja. Merumuskan
naskah proklamasi.
Soekarno
menulis naskah proklamasi, sedangkan Hatta dan Soebardjo memberikan saran
secara lisan, disaksikan oleh Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama
Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah.
Kemudian
naskah tulisan tangan tersebut diketik di ruang dibawah tangga oleh Sayuti
Melik, yang ditemani oleh BM Diah.
Dibawah
tangga tersebut terdapat piano, berdasarkan sejarah dipiano tersebut Soekarno
menandatangani naskah proklamasi RI.
Dihalaman
belakang terdapat ruang bawah tanah, konon sebagai tempat penyimpanan barang
dan dokumen berharga Laksamana Maeda. Konon kabarnya ruangan bawah tanah ini
berhubungan dengan rumah sebelah tapi sudah ditutuk aksesnya, saya sendiri
tidak tahu mengenai hal ini. Anda mau membuktikannya …
Lokasi di Jl
Imam Bonjol No 1, Jakarta Pusat. Tiket masuk Rp. 2.000
View Larger Map
A = Museum Sumpah Pemuda B = Museum Kebangkitan Nasional
C = Gedung Joang 45 D = Museum Jendral AH Nasution
E = Museum Perumusan Naskah Proklamasi
F = Museum Sasmita Loka Ahmad Yani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar